Gorontalo, KOMENTAR. Penyaluran kredit di Sulawesi Utara sampai Oktober 2023 berhasil tumbuh 11,03 persen secara year on year (yoy). Angka tersebut berada di atas nasional yang hanya tumbuh 8,99 persen.
“Total kredit yang sudah disalurkan perbankan di Sulut sampai Oktober 2023 tercatat sebesar Rp50,29 triliun. Sedangan khusus BPR, jumlah kredit yan sudah disalurkan sebesar RP1,59 triliun,” kata Analis Senior OJK Sulutgomalut, Rizky Betadi Putra pada media gathering OJK dan BSG di Gorontalo, Rabu (29/11).
Dari jumlah tersebut, menurut Rizky kredit terbesar untuk non UMKM yakni mencapai 72,12 persen atau sebanyak Rp36,43 triliun. Sedangkan kredit UMKM baru 27,88 persen atau sebanyak Rp13,85 triliun.
“Dari jenis penggunaan, kredit terbesar di Sulawesi Utara adalah konsumsi yang mencapai 57 persen, kemudian modal kerja 28 persen dan Investai 15 persen,” katanya.
Secara sektoral, share terbesar kredit di Sulut adalah untuk Rumah tangga sebesar 24,82 persen kemudian Bukan Lapangan Usaha 20,22 persen, Perdagangan 16,57 persen, Pemilikan Rumah 10,94 persen dan Pertambangan 9,72 persen.
Seiring dengan meningkatnya kredit, LDR juga ikut meningkat yang kini mencapai 158,54 persen. Hal ini menurut Rizky karena jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan Sulut tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan kredit. Hal ini menyebabkan perbankan Sulut harus mendatangkan dana dari luar Sulut.
“Karena harus mendatangkan dana dari luar, yang berarti bank juga harus membayar bunga, otomatis suku bunga kredit yang disalurkan juga menjadi sedikit lebih tinggi,” jelasnya.
DPK sendiri sampai Oktober 2023 tumbuh 3,08 persen dan kini mencapai Rp31,72 triliun. Sedangkan NPL berada di angka 2,66 persen. Sementara total aset perbankan Sulut mencapai Rp92,73 triliun atau tumbuh 9,41 persen.(jou)