MINUT, KOMENTAR NEWS — Di tengah berbagai upaya dilakukan manajemen RSUD Maria Walanda Maramis, di Minahasa Utara (Minut) untuk meningkatkan layanan kesehatan, ada-ada saja persoalan yang kerap menghadang.
Bahkan, tak jarang hadangan tersebut berupa hal-hal sepele yang mestinya tidak harus terjadi.
Direktur Utama RSUD Maria Walanda Maramis, dr Allain V. Beyah, mengungkapkan, tidak jarang pelayanan jadi melambat lantaran pasien yang datang tidak mengantongi identitas diri.
“Jangankan KK (Kartu Keluarga), ada beberapa juga yang datang berobat tidak punya KTP,” ungkap dr Allain, Rabu (28/5/2025).
Menurut dia, sejatinya ini merupakan hal sepeleh, namun dalam pengaplikasian sistem layanan kesehatan saat ini yang sudah berorientasi pada digitalisasi, membuat pelayanan jadi lambat.
“Nah, kendalanya adalah ketika kita mau input data mereka (Pasien), kita tidak punya dokumen yang dijadikan acuan. Akibatnya, pelayanan pun melambat karena kita harus koordinasi dulu dengan Dinas Dukcapil (Kependudukan dan Pencatatan Sipil)” bebernya.
Yang lebih sulit lagi, sambung dia adalah ketika kondisi ini terjadi hari libur di mana dinas terkait tidak membuka pelayanan.
“Ini sering bikin kami harus buat kebijakan yang tentu punya konsekuensi,” akunya.
Nah, guna meminimalisir kondisi ini, pejabat yang pernah dipercaya sebagai Kadis Kesehatan Minut ini meminta para Hukum Tua untuk lebih intens lagi mengedukasi warganya perihal pentingnya setiap orang mengantongi dokumen kependudukan.
“Hari ini bapak Bupati (Joune JE Ganda) telah membuat program yang semakin memudahkan masyarakat mendapat pelayanan kesehatan gratis hanya dengan menggunakan KTP serta KK, sekarang tinggal bagaimana masyarakat memanfaatkan program yang sangat baik ini,” ujarnya.
Ia yakin ketika para Hukum Tua ambil peran lebih, maka pelayanan di RSUD Maria Walanda Maramis, akan semakin lancar.
“Dan yang pasti, bersamaan dengan itu pula kami akan terus mendorong komitmen kami untuk meningkatkan kualitas pelayanan,” tutupnya. (ein)